....
Sungguh bukan harapanku, sudah siang, tak kusangaka 20 telefon masuk yang tak terjawab, dan semua itu dari orang tuaku, aku bias mati kalau harus pulang sekarang, apa yang harus kulakukan sekarang, babak belurku sampai rumah, lebih baik aku hubungi terlebih dahulu orangtuaku, pikirku.
Kutekan nomor telefon mamahku… dan langsung tersambung dengan sangat cepat
“Hallo? Mah?” tanyaku
“Eh, kamu kemana aja sayang, amah nyariin kamu, mamah khawatir kamu kenapa-kenapa?Sekarang kamu ada dimana?Kamu baik-baik ajakan?Kamu udah makan? Mamah minta kakak jemput yah?” belum selesai aku sempat menjawab semua pertanyaan mamahku, dia langsung menambakku dengan seabrek pertanyaan
“Adek enggak apa-apa ko’ mah, adek lagi di pantai bentar lagi juga mau pulang, adek udah makan di hotel, terus enggak usah kakak yang jemput, adek bawa motor ko”, jelasku
“Di pantai?Di hotel?Apa yang abis kamu lakuin?” Tanya mamahku panik
“Adek enggak apa-apa ko’ mah, adek Cuma stress lagian juga adek Cuma sendiri”, jelasku kembali
“Yaudah cepetan pulang yah, papah juga khawatir tau!” pinta mamahku
“Iya adek mau cek out dulu”, tutupku
Tak kusangka orangtuaku begitu mengkhawatirkanku, aku kira aku akan dimarahi habis-habisan. Huft udah lega, semua stress udah ilang, makasih Goteg, dalam hatiku Goteg lebih dari seorang yang tak mengetahuiku.
Hari ini aku berniat meminta maaf kepada semua orang yang pernah kujahati ataupun tidak.
Angin menghantap dengan sangat lembut ke depan mukaku, suara motor yang mengikuti aliran arah jalan yang membuatku tak henti memandangnya, suara klakson dan mesin dari motor dan mobil lainpun membuatku melamun untuk sesaat.
“Aku sangat bingung dengan kehidupanku, orang waras juga tahu kalau ini semua enggak mungkin terjadi”, lamunanku terbuyar akibat suara kelakson yang sedari tadi itu dibunyikan.
Aku baru sadar bahwa aku sedang berada di jalan.Jarak kerumahpun tinggal menghitung banyak rumah saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar